Padahari peringatan, ratusan anak berkebutuhan khusus (ABK) beserta para aktivis tumpah ruah di Tugu Kujang dan Lawang Salapan. Berbagai kegiatan dilakukan para pegiat untuk mengampanyekan kepedulian terhadap autisme kepada publik Kota Bogor. Pemilihan warna biru sebagai sorot nyala lampu, bukan tanpa alasan.
Dipuncak tugu terdapat ornamen senjata kujang yang berdiri di atas puncak memiliki berat sekitar 800 kg dengan tinggi sekitar 7 meter. Ornamen kujang yang terbuat dari bahan stainless steel dan dilapisi perunggu serta kuningan ini dipasang menggunakan helikopter yang didatangkan dari Pangkalan TNI-AU Atang Sandjaya Semplak dengan posisi menghadap ke arah Istana Bogor.
Semakinmalam Tugu Jogja semakin ramai, tidak hanya berfoto di depan Tugu Jogja namun terdapat beberapa kegiatan di sekitar Tugu Jogja, di sudut kiri terdapat perpustakaan keliling sehingga setiap pengunjung maupun wisatawan atau hanya sekedar berjalan kaki melewati daerah Tugu Jogja dapat menikmati membaca buku di tempat duduk lesehan yang
Bogor Jawa Barat - Kota Bogor, Tepas Salapan Lawang Dasakerta, Balai Kota Bogor dan Tugu Kujang pada malam
KOTABOGOR - Rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) ke-540 dilanjutkan dengan Babakti dan Ngumbah Kujang di area monumen Tugu Kujang, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (20/6/2022). Kegiatan ini rutin dilangsungkan setiap memperingati Hari Jadi Bogor. Dimana biasanya pangumbahan kujang ini dilaksanakan sebelum hari jadi, namun karena beberapa hal
1 Bullosis diabeticorum. Bullosis diabeticorum merupakan sebuah lepuh yang muncul tanpa rasa sakit. Bullosis diabeticorum bisa ditemukan di bagian punggung tangan dan punggung kaki, serta pada kaki dan lengan bawah. Kondisi ini biasanya dialami oleh individu yang mengalami neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat diabetes. 2.
REPUBLIKACO.ID, PADANG -- Tokoh pers senior, Khairul Jasmi, menerima pin emas sebagai penghargaan di bidang kemasyarakatan dari Wali Kota Padang pada hari jadi yang ke-348 Kota Padang. Terdapat 10 tokoh masyarakat lainnya yang menerima penghargaan dari Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah. Khairul yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Harian Singgalang menerima penghargaan ini di sela
Bacajuga: Istana Bogor Bakal Digeruduk Ratusan Mahasiswa, Titik Kumpul di Tugu Kujang. Bahkan, ratusan massa ini nantinya akan melakukan longmarch dari Tugu Kujang menuju Istana Presiden Bogor
enkgLvx. VIVA – Tugu Kujang merupakan sebuah lambang atau ikon dari Kota Bogor yang mungkin sudah dikenal oleh semua orang. Seperti yang kita ketahui bahwa semua daerah di Indonesia memiliki lambang atau ikon kotanya sendiri yang menjadi ciri khas. Lambang ini umumnya akan terletak di tengah kota dan menjadi kejayaan yang mencirikan sebuah kota beserta sejarah di masa lampau. Sama seperti kota hujan ini yang memiliki Tugu Kujang yang dibumbui dengan moto khas yaitu “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seuja Ayeuna Sampeureun Jaga”. Moto yang dituliskan pada bagian bawah tugu ini tentu saja mempunyai arti yaitu “Apa Yang Dilakukan Hari Ini Dan Esok Harus Lebih Baik Dari Hari-hari Sebelumnya”. Sebagai ciri khas dari kota Bogor, tugu ini tampak sangat megah dan jaya dengan warna putih yang mendominasi. Diketahui bahwa motto ini berasal dari sebuah prasasti Lingga dan Batutulis di Kerajaan Pajajaran yang pada saat itu dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Ratu Adil. Nah, berikut ulasan selengkapnya tentang Tugu Kujang yang disadur dari berbagai sumber. Ornamen Tugu Kujang Tugu Kujang Lokasi berdirinya tugu yang sangat mewah ini berada di pusat Kota Bogor dan mempunyai ukuran yang tinggi yaitu mencapai 25 meter serta terletak di sebuah lahan dengan luas mencapai 26 x 23 meter. Dengan berbalut ornamen kujang yang berdiri di atas puncak, tugu ini mempunyai berat yang mencapai 800 kg dengan tinggi sekitar 7 meter. Ornamen kujang tersebut terbuat dari bahan stainless steel yang dilapisi dengan perunggu serta kuningan. Menurut perkiraan, pembangunan tugu kujang ini menghabiskan dana yang mencapai Rp80 juta dan menghadap ke arah Istana Kepresidenan Bogor. Sejarah Tugu Kujang Tugu Kujang Nama kujang tersebut berasal dari nama sebuah senjata pusaka tradisional dari masyarakat Sunda yang konon katanya mempunyai keistimewaan dan juga mempunyai kekuatan gaib. Pada zaman kerajaan Pajajaran atau sekira abad ke-14, pusaka kujang ini telah dikenal oleh masyarakat Sunda yang mempunyai fungsi sebagai alat pertanian. Maka dari itu, pusaka yang satu ini tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Sunda tersebut terutama di masa pemerintahan Raja Prabu Siliwangi. Mayoritas masyarakat yang berada di daerah Jawa Barat juga mengenal benda ini dengan sebutan Pusaka Prabu Siliwangi. Tapi, ketika ada penjajah asing, senjata ini dipakai untuk melawan dan mengusir para penjajah itu. Pada zaman dahulu, masyarakat Indonesia, utamanya etnis Sunda belum mempunyai senjata yang mumpuni untuk melawan para penjajah yang membinasakan masyarakat. Walaupun demikian, hal ini ternyata menjadi bukti bahwa para pejuang kita bisa melawan para penjajah dan merebut kembali kekuasaan atas wilayah mereka meski hanya memakai senjata sederhana tersebut. Karena hal itu, kujang dijadikan sebuah simbol pusaka untuk masyarakat suku Sunda. Konon katanya, hingga saat ini senjata tradisional kujang masih bisa ditemui dan dipakai sebagai alat pertanian oleh masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pengawinan di Sukabumi, Jawa Barat. Tertera di dalam pernyataan naskah kuno Sanghyang Siksa Ng Karesian 1518 Masehi. Namun, ada juga di dalam tradisi lisan yang sudah berkembang di beberapa daerah. Ada sejumlah versi asal kata kujang tersebut, salah satu versi mengatakan bahwa kata kujang berasal dari bahasa Sunda kuno, yaitu “kudi” dan “hyang”. Kata “kudi” ini sendiri mempunyai arti sebagai senjata yang mempunyai kekuatan gaib, sementara “hyang” adalah Dewa. Selain itu, ada pula beberapa yang menghubungan dengan kata “ujang” dalam bahasa Sunda yang artinya adalah manusia. Kemudian memasuki abad ke-9 dan ke-12 hadirlah bentuk baru kujang yang sudah mempunyai keunggulan dan karakternya sendiri. Adanya perkembangan teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi di masyarakat Sunda membuat kujang ini mengalami pergeseran bentuk, fungsi, dan makna. Alat kujang ini juga mulai berubah jadi senjata yang mempunyai nilai simbolik dan sakral. Senjata tradisional ini juga sangat berarti untuk masyarakat setempat di Jawa Barat dan khususnya untuk daerah Bogor. Guna menghormati sejarah itu, kemudian dibangun Tugu Kujang yang kokoh dan sampai saat ini dikenal sebagai ikon dari Kota Bogor yang mewah. Tugu Kujang ini dibangun sejak tanggal 4 Mei 1982 dan sejak dalam masa pemerintahan walikota Achmad kamu berlibur ke Kota Bogor, maka sempatkan untuk mengunjungi atau mampir melihat kemegahan dari landmark kota Hujan ini. Dahulu, Tuhu Kujang ini mempunyai latar belakang pemandangan indah Gunung Salak. Akan tetapi, saat ini akan cukup sulit untuk menyaksikan pemandangan indah Gunung Salak tersebut lantaran sudah terhalang oleh bangunan-bangunan lain, seperti hotel atau pusat perbelanjaan yang dibangun cukup tinggi sampai menutupi Gunung Salak. Lokasi Tugu Kujang Tugu Kujang Sampai saat ini, Tugu Kujang yang menjadi lambang kota Bogor berada di simpang tiga jalan raya Pajajaran, Otista, dan Baranangsiang. Belum lengkap rasanya bila kamu berlibur ke Bogor bila belum mendatangi lokasi yang ada tugu atau ikon bersejarah tersebut. Kamu tidak usah khawatir lantaran untuk melihat ikon Kota Bogor ini kamu tidak akan dikenakan biaya masuk alias gratis, kapanpun kamu dapat melihat ikon ini. Apalagi kalau malam hari, lokasinya akan tampak semakin indah lantaran ada lampu-lampu yang menghiasi sekitar lokasi. Akses Menuju Tugu Kujang Tugu Kujang Untuk mendatangi ikon terkenal di Kota Bogor ini, terdapat dua akses yang bisa ditempuh oleh para pengunjung. Pertama bila kamu berasal dari Stasiun Bogor, maka bisa naik angkot berwarna merah dengan No. 03, kemudian kamu turun di Botani Square. Kedua, bila kamu berasal dari terminal Baranangsiang, kamu bisa jalan kaki menuju Tugu Kujang karena jarang tugu dengan terminal sangat dekat. Ganjar Disematkan Gelar 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', Ini Sebabnya Warga Tanah Pasundan diwakili sejumlah inohong sosok Sunda, menyematkan gelar apresiasi 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', kepada Ganjar Pranowo. 14 Mei 2023
Monumen Tugu Kujang Liburan yang berkesan selalu memilih destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Bogor sendiri memiliki satu objek landmark yang begitu terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian bagi turis lokal maupun internasional yang datang dan berkunjung ke Bogor. Tugu Kujang yah, bangunan yang menjulang vertical membelang langit kota Bogor ini bisa menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang berkunjung ke Indonesia, terkhusus daerah menyapa di Kota hujanLandmark ini terletak di Desa Tegallega dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Tengah. Monumen ini memang memiliki popularitas yang bagus dan telah menjadi simbol Kota Bogor! Belum lagi memiliki lokasi yang strategis, yaitu di perempatan Jalan Otto Iskandardinata dan Jalan Pajajaran. Karena ketenaran dan strukturnya yang unik, ia telah menjadi objek fotografi yang indah di kalangan wisatawan terutama pada malam hari yang dikelilingi oleh lampu-lampu kota.Dari segi tampilan, monumen ini memiliki tekstur yang tajam dan terlihat seperti menara biasa. Itu berada di lanskap berbentuk segitiga dan terletak di depan Botani Square. Bagaimana dengan ukurannya? Memiliki tinggi kurang lebih 25 meter dan berwarna wisatawan harus menyeberang jalan jika ingin lebih dekat dengan tugu dan berfoto selfie di depannya. Adapun tipnya, cukup direkomendasikan untuk berkunjung di malam hari. Karena nuansanya lebih tenang dan panoramanya terlihat lebih menarik berkat lampu kendaraan dan gedung-gedung. Entah bagaimana, lalu lintas lebih rendah sehingga menjadi lebih aman untuk mendekati juga Kebun Raya Bogor, Primadona Icon Kota BogorBagi wisatawan, akan menarik untuk mempelajari sejarah Tugu Kujang terlebih dahulu sebelum menjelajahi situs. Meskipun usianya masih muda, dibangun pada tahun 1982, itu telah menjadi simbol kota yang signifikan selama bertahun-tahun. Pelantikan dilakukan oleh Ahmad Sobana yang menjadi bupati saat itu. Menurut penduduk setempat, bahkan butuh bantuan helikopter untuk menempatkan ornamen puncak monumen. Itu karena ketinggian struktur dan berat dekorasi itu pengunjung adalah mereka yang ingin memotret struktur ini, tanpa ragu. Inilah masalahnya. Dari segi desain, monumen Indonesia memiliki dua bagian. Bagian pertama berbentuk obelisk, dengan potongan di ujungnya. Bagian lainnya adalah ornamen paling atas yang berbentuk senjata tradisional Sunda yang disebut Kujang. Tidak heran, monumen itu dinamai menurut tipsnya. Disarankan untuk mengunjungi Monumen Kujang saat lalu lintas sepi, sehingga semua orang bisa mendekatinya tanpa khawatir. Juga, seperti yang disebutkan sebelumnya, akan sangat bagus jika wisatawan mengunjunginya di malam hari. Pastikan untuk mengenakan jaket karena cuaca menjadi dingin di malam hari. Jangan lupa membawa kamera Anda yang belum pernah ke Bogor dan tertarik serta penasaran dengan bangunan ini maka bila Anda dari Stasiun Bogor anda dapat naik angkot berwarna merah No. 03, kemudian anda turun di Botani Square. Jika anda dari terminal Baranangsiang, anda dapat berjalan kaki menuju Monumen Tugu Kujang karena jarak dari terminal Baranangsiang dengan Tugu Kujang terbilang sangat dekat.
- Tradisi Ngumbah Kujang selalu dilakukan dalam rangkaian Hari Jadi Bogor HJB. Di usianya yang kini menginjak 541 tahun, Tugu Kujang kembali dibersihkan oleh segenap tim yang terdiri dari berbagai unsur pada Jumat 9/6/2023 pagi. Diantaranya personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kota Bogor, Pemadam Kebakaran Damkar, anggota Yonif 315/Garuda didampingi para budayawan dan sesepuh Kota Bogor. Ngumbah Kujang juga disaksikan langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim. "Kang Tjetjep Thoriq yang menginisiasi mulainya mengumbah Kujang di tahun 90. Ini menjadi bagian dari tradisi kota Bogor di dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke setiap tahun," ungkap Dedie Rachim. Kata Dedie, prosesi ini sempat terhenti imbas dari pandemi Covid-19. Namun dengan kondisi yang membaik ke depan, Dedie berharap tradisi ini bisa dilestarikan. "Tujuannya untuk mengenang dan mengingatkan betapa leluhur - leluhur kita punya satu visi mempersatukan bangsa melalui sebuah kesamaan simbol berupa Kujang," sahutnya. Simbol tersebut, masih kata Dedie, sebagai penguatan tali persaudaraan, menyatukan segala perbedaan, hingga menjadi simbol kesejahteraan. Kujang bukan menjadi alat untuk membunuh. "Maka dari itu, generasi muda kita harus mengenal tradisi ini. Tradisi Sunda, Jawa Barat, khususnya Bogor. Kita lestarikan ke depan sebagai bentuk warisan yang non-benda yang terus-menerus kita jadikan pengingat untuk membangun kesejahteraan masyarakat," ungkapnya. Untuk itu Dedie berpesan kepada generasi muda agar ikut terlibat dalam pelestarian tradisi ini. Tidak hanya selalu diisi oleh para pupuhu dan kasepuhan saja. Namun harus mampu ditransfer ke generasi muda.